Pabrik Semen di Matim, Pada Akhirnya Masyarakat Akan Menangis

Manusia merasa ditinggalkan karena gamang, panik dan tidak tahu apa yang harus dipegang untuk menyiasati tuntutan peradaban yang menyapu bersih cara-cara hidup tradisional, adat istiadat dan warisan nenek moyang. Ditengah kegamangan itu, terdamparlah mereka pada kekuasaan rezim, (dalam buku Paradoks Politik, Peter Tan, 2018:94). 

Polemik pembangunan pabrik semen di Lengko Lolok, dan Luwuk, Kabupaten Manggarai Timur, NTT terlahir dari ketidak adilan, dan kurangnya rasa kesejahteraan dalam perekonomian kehidupan mereka oleh rezim pemerintahan sebelumnya. Entah siapa, dan mengapa?, pada intinya kegamagan, dan kepanikan yang membuat mereka bergerak bersera diri pada rezim yang baru untuk merubah kehidupan pribadi, anak cucu, serta infastruktur pembangunan kampung dalam naungan kesejahteraan di hari selanjutnya. 

Kemunculan perhatian akan sumbangan meteran listrik, Pembangunan rumah layak huni bagi warga , dan adanya tindakan nyata membangun akses jalan di lingkup kampung yang menjadi objek pembangunan pabrik semen oleh para investor kedua perusahaan menjadi pertanda awal kemakmuran bagi warga. 

Pasalnya , para lembaga yang datang secara face to face, ( muka ketemu muka ) hanya berbicara tentang  efek negatif dari penbangunan pabrik semen. Sedangkan efek positif untuk menjadi solusi bagi penolakan tidak dimunculkan. Apa lagi yang  menolak pembangunan pabrik semen hanya bisa berkicau pada media sosial.  

Di tengah kegamangan inilah, kita tergoda untuk menyerahkan demokrasi dan pilihan kepada negara. Rezim menjadi pegangan terakhir yang dianggap valid untuk menentukan mana yang benar dan tidak benar, hoaks, dan bukan hoaks, (dalam buku Paradoks Politik, Peter Tan, 2018 : 94). 

Rezim baru melalui bupati Agas Andreas, sebagai pemimpin tertinggi dalam pemerintahan Manggarai Timur sebagai salah satu penentu kebijakan hadirnya pabrik semen di Lengko Lolok dan Luwuk merupakan hal yang wajar untuk menentukan masadepan warga dalam tatanan bangsa dan bernegara.  Seyogyanya ada hal positif untuk membangun tatanan ekonomi masyarakat, misalnya pengangguran punya lapangan pekerjaan, masyarakat dari segi ekonomi bisa berkembang dari tatanan hidup yang awal biasa saja menjadi luar biasa.

Tentunya, Kebijakan Agas belum bisa dipastikan akan membawah dampak kesejahteraan secarah maksimal. Kalau kita belum melihat alhasil dari pembangunan tambang semen ini. Dan sebenarnya adalah kebenaran , jika pihak contra mencoba mematakan degan argumentasi positif dari berbagai kajian dampak negatif terhadap pembangunan pabrik semen. Karena semua bertujuan agar tidak ada penyesalan bagi mereka yang adalah warga, masadepan bangsa dan negara ini. 

" Biarkan warga Lengko Lolok dan Luwuk menentukan nasibnya. Tampah paksaan, Tampah tekanan, dan iming-iming dari para oknum. Pada akhirnya kita akan mengenang sejarah dari kemauan mereka sendiri. Walau Karena akan ada yang menangis terharu bahagia akan kesejahteraan yang ditimbulkan oleh pembangunan pabrik semen. Sebaliknya akan menangis sedih, jika pembangunan pabrik semen justru menghilangkan kesejahteraan masadepan. Karena mereka musti kehilangan Rumah tempat tinggal, Rumah tempat bermain masa kecil, dan Rumah yang pernah menghasilkan sejarah". 

Penulis Wil Susu

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melirik Pembangunan Gapura Desa Urung Dora ,Kecamatan pocoranaka Timur-Matim

Di Colol, Tidak Melulu Soal Kopi Pai't Ada Kata Kido Ema Reak, Yang Bikin Kamu Ketawa Dan Bingung

Mengenal Arti Jodo Toe Ndoro Dalam Adat Manggarai.