Gejur'Dite Ibarat Senyum Mantan Yang Manisnya Bagaikan Gula 1 Ton
Salam hangat dari penulis kece yang tidak tau malu ini. Di tengah situasi pandemi ini semoga kita tetap dalam lindungan empuhnya kehidupan. Semanis manisnya senyum mantan tak semanis Gejur'Dite yang manisnya bagaikan gula 1 ton. Gejur'Dite mengabarkan sekarang ini berusia 2 tahun, 5 bulan. Ditengah keramaian munculnya literasi di Manggarai Timur ini, GejurDite adalah salah satu media yang di favoritkan di Manggarai Timur ehhehehe katanya.
GejurDite hadir bukan untuk mencari sensasi di tengah pandemi tapi membawa semangat literasi di Manggarai Timur ini. Komunitas ini hadir bukan hanya sekadar untuk mencari sensasi, Gejur'Dite hadir dengan berbagai gaya sang penulis membawa arti apa sebuah literasi dan mengembangkang bakat dalam hal menulis dan berbicara. Apalah arti kita menghidupkan literasi tanpa ada kata kerjasama dalam bidang menulis. Perbedaan dalam hal menulis itu hal biasa. Perdebatan itu juga hal yang biasa untuk kita yang berliterasi.
Bagi GejurDite semua kritikan yang di sorotkan adalah motivasi bagi komunitas kami yang minim ini. Ini adalah sepenggal kisahku dengan sebuah komunitas, komunitas yang berbeda dengan komunitas lainnya. Mungkin anda pernah berada di suatu komunitas atau organisasi juga, tapi bagiku komunitas ini lain, komunitas ini berbeda dengan komunitas yang pernah aku jalani sebelumnya.
Salah jika anda beranggapan bahwa komunitas ini komunitas khusus kepribadian atau komunitas terapi jiwa atau bahkan komunitas rehabilitasi narkoba. Komunitas ini adalah komunitas pemuda dan mahasiswa pecinta seni berargumen, Seni menulis dan lain sebagainya ya! Komunitas debat dan menulis! Tetapi didalamnya terdapat kehidupan! Didalamnya terdapat keluarga, bahkan seringkali aku menyelingkuhi keluargaku sendiri dengan komunitas ini, komunitas yang sangat membuat diri ini bertransformasi. Ada tertera di Gejurdite " Menulis adalah salah satu kegiatan yang sangat bagus dan menajubkan".
Dengan menulis, kita bisa menuangkan ide atau gagasan yang ada di pikiran kita. Menuangkan pikiran dan isi hati kita melalui bahasa tulisan sehingga dapat dibaca dan dipahami orang lain. Dengan menulis, kita bisa menerbitkan suatu tulisan yang bermafaat untuk diri kita dan orang lain. " Mari tetap rajin, mari tetap semangat Mai cama cama pande molor cala jari'y mose tay'i kudut Ita mose Komunitas'Ge ".
Komunitas Gejur'Dite, atau aku bisa sebut juga “keluarga” Keterlibatan ku di organisasi ini berawal dari ajakan sahabat, yang sudah ku anggap saudari ku sendiri, “Namanya di rahasiakan saja ya sobatku”, dia orang yang menjerumuskan aku ke dalam keluarga kedua dalam hidupku ini. Dari situ aku mulanya bertanya organisasi apa ini? Ya, sesuai dengan namanya ini merupakan organisasi literasi juga bisa desebut kumpulan pemuda cinta seni . Hmm… mulanya aku bimbang, namun pada akhirnya aku tertarik untuk ikut serta, karena pada dasarnya aku suka untuk “bicara dan menulis”. Kemudian aku bergabung dan dari titik disanalah aku menemukan keluarga baru itu. Mencari kesibukan dan bersosialisasi dengan orang lain bagi saya penting sekali.
Sering berjalan nya Komunitas Gejur'Dite ini banyak doa dan harapan yang membuat kami semakin giat semakin gejur. "Marilah kita memberikan kontributor pikiran dalam gelombang dinamika politik dan pembangunan bangsa khususnya Manggarai Timur. ( Tutur Bapak, Paulus Yohanes Y. Poni S.sos )
Gejurdite ibarat Cahaya pagi menyembur di ujung Jembatan Wae Bobo
Semangat literasimu seperti Ombak di Cepi Watu yang selalu memberikan panorama keindahan lautnya. Ada bisikan dari SMA 2 BORONG sebuah pujian tentang dirimu oleh kekasihku.
Aliran sungai WAE BOBO mempercepat denyut jantungku. Luasnya SUNGAI WAE BOBO seluas cintamu pada ruang literasi di negeri pertiwi ini.
Angin keras datang dari lautan membuat diriku ingin mengikuti jejakmu. Semua Orang tersenyum indah ketika kamu melontarkan kata" SALAM LITERASI BAGI KAUM MILENIAL".
Kicauan BURUNG PIPIT menghantarkan rinduku pada literasi di bumi pertiwi.
LEHONG merasa kecewa ketika anak negeri tidak mampu membangkitkan semangat literasi.
NERA WOJA di KEMBUR seperti senyum yang kau taburkan saat menanam benih literasi.
Ada saatnya semua itu menjadi kenyataan ketika Literasi di negeriku maju.
Semoga Literasi di negeri ini tetap eksis dan para penggiat tetap mengindahkan nya.
( Juang sinyo )
Komentar
Posting Komentar