Mengenal Arti Jodo Toe Ndoro Dalam Adat Manggarai.

Salam bersimponi rindu yang kelabu, pandemi ini membuat Kita susah untuk bersua. Curah hujan memperihatinkan, semoga Kita semua dalam lindungan empunya kehidupan. Kurangi mobilitas yang tidak penting sebab virus tidak kemana-mana kecuali manusia yang berkelana kesana kemari. Jangan 
lupa patuhi aturan. Ketika pemerintah hadir untuk Kita, Kita jangan absen lalu bersuara diamanakah pemerintah dalam hal ini?. Pilihan hidup sungguh nyata ada suka dan duka, hadirkan canda dan tawa, ada tangisan meratap setiap yang pergi, ada senyum bahagia atas rahmat yang diberikan oleh pencipta. Sekian ceramah dari Saya.uhuk uhuk😂
sumber foto:https://www.google.com/search?q=gambar+berpisah&tbm=isch&ved

Laki-laki ditakdirkan kesepian,buktinya selalu ada Perempuan yang diciptakan oleh pencipta untuk mengusik sunyi dalam diri laki-laki. Begitupulah sebaliknya. Kali ini Saya menulis kisah dua insan yang saling mencintai namun berpisah karena dihadapkan oleh sejarah, kisah antara Perry dan James. Mereka lahir di Tanah Nuca Lale(Manggarai) yang adatnya sangat kental sekali. Senyum, canda serta kemolekan tubuh Perry yang terpampang rapi dihadapan James, membuat James tidak bisa menahan rasa. Hari berlalu begitu cepat, senja sore hari bermesraan dengan punggung gunung, sungguh! Potretan alam yang memanjakan mata. Sementara Perry berjalan Sambil menguraikan rambutnya yang tertata rapi dengan minyak serta bauh parfum yang tidak begitu mencolok.

Dandan dengan takaran yang pas. James mampu melulukan hati Perry. Mereka saling berbagi cerita atas nama cinta,menghadirkan canda dan tawa, menghabiskan cerita dengan hihihi hahahaha. Tibalah suatu hari Mereka menyusun rencana untuk hari hari selanjutnya. Dengan penuh semangat Mereka saling kenalan dengan keluarga. Genggam harapan setelah orang tua mengetahui hal itu, Mereka akan menuju ke penghulu.

Perkenalkan dengan orang tua cukup susah, butuh pengorbanan untuk mendatangi rumah Perry. Setelah orang tua Perry saling tanya jawab atas kehadiran James, akhirnya Mereka alih alih berbicara asal usul James. James yang terlalu cepat jatuh hati dengan Perry, ternyata Mereka masih dalam ikatan keluarga. 

Setelah mengetahui hal itu James dan Perry mengalami patah hati. Terlanjur saling mencintai setelahnya dihadapkan oleh sejarah yang mampu mengubah arah. Mungkin Kita diciptakan sebagai dua insan yang saling mencintai, namun kita hanya sebatas dipertemukan bukan untuk dimiliki. Papar James kepada Perry. Tapi Saya terlanjur mencintai terlalu dalam, secara perempuan agak susah melupakan orang yang pernah berikan kenyamanan.

Mau bagaimana lagi, Kita kembali menjadi orang asing dihati setelah nunduk (bersejarah tentang asal usul keluarga) dihadapkan pada Kita. Papar Perry kepada James. Seandainya jauh hari Aku telah mengetahui hal itu, mungkin kita tidak sesulit sekarang. Iyaa sulit untuk mentransisikan kata Weta momang (sebutan paling sayang untuk perempuan dalam bahasa Manggarai) menjadi Weta laing ( Saudari), susah mentransisikan kata Nara geong (sebutan paling sayang untuk laki-laki dalam bahasa Manggarai) menjadi Nara laing ( Saudara).

Sulit mengubah rasa yang sekian purnama dijaga hanya karena kalimat “toe nganceng neki cama, ali ca darah”(tidak bisa hidup berkeluarga, karena masih dalam satu ikatan darah). Apabila jauh hari Aku telah mengetahui hal ini, Aku tidak akan mencintaimu sedalam rasa ini. Tapi Ayah dan Ibumu berniat baik sudah mengingatkan hal itu. Kalau dalam bahasa Manggarai kita ibarat kata “pernah bersatu atas kata ca nai(satu hati), namun terpisah karena kata toe ndoro (tidak jodoh) Pernyataan James penuh dengan penyesalan.

Terlepas dari kisah diatas, sebagai pelajaran bagi kita semua bahwa perlu belajar sejarah. Tanyakan pada Orang Tua, apakah masih ada hubungan keluarga dengan wanita atau laki laki yang kita kenal diluar sana. Dalam Adat Istiadat Manggarai, siapapun tidak akan dipersatukan atas nama cinta ketika 
diantara kedua insan masih ada hubungan darah. Menjalani kisah tanpa tahu sejarah itu susah, sebab dalam sejarah keluarga ada darah yang tidak bisa saling bersama. 

Mungkin karena keterasingan antara keluarga hingga memicu sebuah rasa yang ternyata itu sangat fatal. Dalam Adat 
istiadat Manggarai, melakukan hal yang tabu atau hal yang melangkah kematangan sejarah akan berdampak pada diri kita sendiri. Kita akan dijumpai hal hal yang diluar nalar seperti kematian yang tak secara wajar, penyiksaan batin, sakit yang tidak bisa disembuhkan secara medis serta hal buruk lainnya. Agar tidak terjadi hal seperti ini, kita patut mengenal sejarah sebelum merajut kisah. 

Lalu apa gunanya belajar sejarah?. Jika Kita memahami sejarah secara instan, tentu saja sejarah bisa dianggap tidak berarti dimasa yang sekarang dan masa depan. Tetapi jika Kita belajar lebih dalam mengenai sejarah, dengan sendirinya Kita sadar bahwa Kita adalah produk masa lampau. Sejatinya kita hidup dari cerita yang membentuk sejarah.

                         Penulis:Egost Nantur

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melirik Pembangunan Gapura Desa Urung Dora ,Kecamatan pocoranaka Timur-Matim

Di Colol, Tidak Melulu Soal Kopi Pai't Ada Kata Kido Ema Reak, Yang Bikin Kamu Ketawa Dan Bingung