Lokpahar Bagaikan Baju Yang Mudah Luntur Warna
Halo Sahabat Gejurdite bagaimana kabarnya? Semoga selalu baik adanya dan kali ini Saya menulis sebuah cerita untuk kalian supaya mengingat lagi kisah indah kita yang di mana hutan lokpahar sebagai tempat saksi bisusnya saat kita menikmati alamnya. Objek tulisan ini menggunakan metode dalam pandangan penulis sesuai dengan apa yang kalian lihat dan rasakan terkait hutan tersebut. Makanya penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif yang akan menggambarkan fenomena yang terjadi sekarang.
https://timexkupang.com/2021/02/13/pipa-blud-spam-rusak-distribusi-air-ke-674-pelanggan-terganggu/
Penebangan hutan gunung legal maupun ilegal, resmi ataupun liar, sebenarnya sama saja. Sama-sama akan mengakibatkan stabilitas tanah gunung terganggu dan rawan longsor lebih khusus nya krisis air minum nah Sahabat pembaca bagaimana dengan kabar air minum apakah masih lancar sekarang? coba Sahabat luangkan waktu untuk baca link di bawah
https://timexkupang.com/2021/02/13/pipa-blud-spam-rusak-distribusi-air-ke-674-pelanggan-terganggu/
Kita mau salahkan siapa apakah masyarakat? Ataukah pemerintah?. Hanya alam semesta saja yang tau biarkan kulit bumi yang melapisi lokpahar yang menjawabnya sendiri : https://voxntt.com/2020/06/05/320-hektare-hutan-lok-pahar-dirambah-masyarakat-dprd-matim-prihatin/64099/
Penebangan hutan itu sudah terjadi lama sekali walaupun telah diyakini oleh Pemerintah dan telah mengelola hutan secara lestari, tapi banyak yang mengatakan bahwa bicara pengelolaan hutan rakyat sulit karena adanya tebang butuh. Berawal dari masalah ini penulis melihat sebuah komunitas dari elemen pemerintah yang berkomitmen melakukan pengelolaan hutan dan mengajak rakyat lestari supaya ancaman tebang butuh dapat dikontrol sehingga hutan dapat lestari.
Sebagai anak muda tentu saya apresiasi kepada pemerintah, namun upaya ini tidak berjalan dengan baik hanyalah mimpi yang tak kunjung jadi nyata. Ibarat mimpi penulis yang melunkan kembali hati manta-nya hehehehe.
Kawasan hutan konservasi Taman Wisata Alam Ruteng yang membentang di wilayah Kabupaten Manggarai Timur di bagian utara dan selatan dirambah warga untuk ditanami kopi dan kacang-kacangan. Meski berkali-kali diperingatkan oleh petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam NTT wilayah II Ruteng hingga dilaporkan ke pihak berwajib, tampaknya warga tak juga jera. Katanya: https://amp.kompas.com/regional/read/2020/07/08/06150001/-kami-telanjur-merambah-hutan-mohon-belas-kasihnya-ini-karena-kemiskinan-
Lokpahar merupakan sebuah tempat yang sangat indah pada masanya. Wilayah yang menjadi perbatasan Kecamatan Sambi Rampas yang kini sudah mekar menjadi kecamatan congkar dan Poco Ranaka Timur juga kini rubah nama menjadi kecamatan Lamba Leda Timur ini letaknya di tepi ruas jalan kabupaten Colol – Watunggong.
Bagi Orang-orang yang sering melewati lokpahar untuk menuju kota Ruteng atau kemanapun pasti selalu menyempatkan diri untuk singgah sejenak di tempat ini guna melepas lelah. Keindahannya membuat siapa pun yang melintasi wilayah ini tergoda untuk berhenti sejenak. Entah sekedar berfoto-foto, atau menikmati bakso gerobak yang di jual sekitar tempat ini. Lokpahar seperti sebuah berlian yang sangat berharga. Kapan dan dimanapun orang-orang yang pernah ke lokpahar pasti akan selalu rinduh.
Lokpahar ibarat pondok berteduh dan saksi bisu di kalah anak muda saat mengukir dan menulis awal kisah remaja yang bernuansa modern dan romantis. Lokpahar juga sebagai tempat awal perjuangan bersama para sesepuh cinta untuk membangun janji dan hubungan harmonis. Selain itu tempat ini juga selalu menjadi saksi buta di mana orang hanya sebatas menabur janji-janji manis.
Jangan heran lokpahar juga di jadikan sebagai tempat untuk melampiaskan hasrat emosi apabila terjadi kasus putus hubungan. Makanya bagi kamu yang pernah mengalami kisah buruk di tempat ini penulis menyarankan ide cemerlang. Nah sekarang merupakan dunia kita lagi tidak baik atau sedang pandemi covid 19 jika kamu yang pernah kecewa dengan pacar apalagi jika sudah menjadi mantan di harapkan kalau berkunjung lagi kesini jangan lupa menggunakan dua masker, satu masker menutupi hidung dan mulut dari ancaman debu dan kotoran juga untuk memutus rantai covid 19, dan satu masker lagi untuk menutupi hati agar tidak terkontaminasi dengan berbagai penyakit hati kekecewaan. He-he-he.
Tapi sekarang lokpahar semakin hari semakin luntur pemandangan alamnya, ibarat baju merah kado valentine dari mantan yang di cuci berubah warna menjadi merah muda. Yah ini terjadi karena mungkin manusia sudah bosan dengan yang namanya keindahan akan lokpahar. Kini lokpahar hanya sebatas nama saja sebab pemandangan nya sudah rusak bahakan kalau anak muda datang pacaran kesini pasti selalu salah mengucapkan kata-kata untuk kekasihnya. Yah, mungkin ini efek dari alam yang sudah berbeda dari sebelumnya.
Cowo : Kamu tukang kebun yah?
Cewe : Ya, bukanlah. Kok kamu bilang begitu?
Cowo : Karena kamu telah menanamkan bibit cintaku di hatiku.
Sahabat gombalan di atas sangat cocok dengan fenomena alam lokpahar yang sekarang bagi kamu yang ingin mempraktekkan nya. Sekaligus merupakan akhir cerita, hehehe sebab kopiku tidak terasa habis,bahkan saya tak sadar minum sekaligus ampas nya. Sampai jumpa sahabat jangan lupa tanam benih akhlak agar cinta dan alam merestui.
( GM )
Komentar
Posting Komentar