Derita Anak Kos Dibalik Dinginnya Kota Ruteng
Hampir setiap insan dengan caranya tersendiri menulis tentang Ruteng . Mulai dari kisah semasa sekolah, cerita cinta, dinginnya kota, kopi dan kompiang, adapun yang menulis Ruteng kota molas dan masih banyak hal lainnya.
Entahlah, Ruteng dengan kisahnya tersendiri hingga disajikan dalam tulisan yang membuat pembaca semakin naggih. Berbicara tentang Ruteng tidak akan kehabisan kata, mulai dari cerita yang enak didengar sampai cerita yang ingin muntah kalu didengar. positif thinking,toh.itulah kisah hidup.
Dulu semasa kecil, Saya seringkali mengunjungi kota Ruteng bersama dengan Ayah. Ketika musim panen tiba, Ayah selalu mengajak Saya untuk bersamanya menjual komoditi ke Kota Ruteng.
Saya yang masih kecil kala itu, mendengar ajakan yang istimewah tersebut memutuskan untuk tidak ke sekolah. Kalian bayangkan betapa senangnya Saya, sampai sampai tidak ke sekolah. Untung saja bepergian sehari kalau sebulan mungkin saya tak sempat lulus Sekolah Dasar.
Menariknya ketika menumpangi oto kol (mobil kayu) kita serasa diatas kema pesta yang sedang berjalan sebab musik selalu diputar tanpa peduli jalan berlubang. Berbagai genre diputar membuat perjalanan lebih terasa nikmatnya, ditambah dengan pemandangan sepanjang jalan, menghirup udara segar di lok Pahar salah satu kebanggaan tersendiri dimasa lalu namun apalah daya sekarang lok Pahar tak seindah dulu lagi. Lok Pahar ibarat sang kekasih yang ditinggal pergi tapi kenangangnya masih tertata rapi.
Singkat cerita, seusai SMP Saya memilih untuk melanjutkan pendidikan di Ruteng. Awal mula sempat kakuh menapakan kaki di Kota kecil ini. Ruteng tetap saja sama dinginnya kota membutuhkan selimut yang tebal, agar terasa hangatnya seduh secangkir kopi, lebih nikmat lagi kalau ditambah kompiang yang masih hangat hangatnya. Ruteng tetap saja sama teriakan pemburu rupiah terdengar seduh dari kejauhan (haju- haju, Kota om kota, Borong-Borong, Elar-Elar) semua berjuang demi sesuao nasi.
Berbagai penjuru yang mendatangi kota Ruteng, baik orang Cina, Jawa, Sumatera, Sulawesi dan daerah lainnya di Indonesia. Orang dari berbagi penjuru ini saling berkompetisi dalam hal berbisnis mulai dari angkringan hingga Pertokoan semua ada porsiannya.
Ruteng terkenal dengan julukan kota molas. “kota molas” (kota cantik), Kota dengan seribu Gereja yang tingkat toleransinya sangat tinggi. Tapi dibalik julukan tersebut, masih banyak hal lain yang membuat Ruteng tidak nyaman untuk ditinggal. Mulai dari pasar yang kumuh, sampah berserakan sembarang tempat dan akhir akhir maraknya kasus pencurian,tak luput pula tentang kos kosan yang hanya mempunyai satu kamar mandi.
Ruteng juga bisa dikatakan Kota pelajar se-Manggarai. Di Ruteng banyak pelajar, mahasiswa/i yang datang dari pelosok daerah dengan gaya dan tujuan tersendiri. Secara kota Ruteng merupakan Kota Pelajar se-Manggarai, banyak orang yang membaca peluang bisnis kos kosan.
Tentu bagi Mereka yang mempunyai lahan memilih untuk membuka kos kosan. Nahh anehnya desain kos kosan ini sedikit miris gaess. Satu kompleks kos diisi oleh puluhan orang sementara disisi lain kos hanya mempunyai satu kamar mandi juga satu toilet. Kalian bayangkan gaess jika dalam waktu bersamaan 5 orang kebelet pipis dan buang air besar.
Susahnya itu minta ampun. Derita anak kos kosan seperti ini masif terjadi di Kota yang berhawa dingin ini. Cita - cita mereka berpacu dengan waktu mulai dari waktu bangun pagi, waktu mandi, waktu masak, waktu untuk ketemu pacar dan lain sebagainya. Terkadang mandi pagi tidak ada dalam kamus anak kos kosan, karena mereka berpacu dengan waktu ditambah dengan dinginnya kota yang menyekat membuat alasan Mereka semakin kuat untuk tidak mandi pagi.
Derita yang lucu dan renyah yaitu ketika pacar datang kunjung dengan keadaan kosan seperti itu membuat cinta kandas ditengah jalan gara gara antrian panjang keluar masuk kamar mandi. Awalmula kebelet cinta selanjutnya berkunjung lalu kebelet pipis dan ujungnya kebelet putus gara gara antrian panjang. Nyesek gaess.
Penulis: Eghost Nantur
Keren👍👍
BalasHapus