Pudarnya Semangat Lonto Leok Dimasa Sekarang

 Apa kabar penikmat tulisan yang selalu disajikan oleh Gejurdite?semoga tetap cukup agar bisa tetap hidup dibawah langit pandemi ini. Mohon maaf sebelumnya, kali ini Gejurdite menyajikan tulisan yang cukup sensitif untuk dibaca dan dicerna oleh setiap Individu. Satu sisi mungkin menyakitkan, akan tetapi disisi lain jadikan ini sebagai pembakaran semangat juang. Tulisan ini telah melalui proses kegaduhan akal sehat (diskusi) dalam dapur Gejurdite dan topik ini diambil dari fenomena sosial yang terjadi akhir-akhir ini.


Budaya Lonto Leok merupakan musyawarah dan mufakat dalam konteks Masyarakat Manggarai. “Lonto” berarti duduk sedangkan “leok” adalah berkumpul. Dua suku kata ini menerangkan simbol persatuan atas landasan kebersamaan, persaudaraan, kekeluargaan dalam menyelesaikan masalah sosial dan budaya bagi Masyarakat Manggarai. Lonto Leok juga merupakan budaya, karena berangkat dari kebiasaan masyarakat Manggarai.

Sumber foto: https://images.app.goo.gl/PV7AV6rfB3bvWA4T8

Pertanyaannya, Budaya Lonto Leok ini tetap langgeng atu tidak dimasa mendatang?Fenomena sosial yang marak terjadi akhir akhir ini memicu keresahan pada masyarakat, akibat kekecewaan oleh aktor-aktor yang telah diutus untuk sekolah. Namun pada akhirnya malah mengecewakan. Budaya lonto leok akhir akhir ini menjadi kurang semangat oleh karena ulah anak anak yang diutus untuk sekolah namun nyatanya malah mengecewakan masyarakat yang terlibat lonto leok.

 

 Dalam konteks ini, masyarakat yang terlibat dalam “lonto leok”cenderung berpikir percuma budaya lonto leok, kalau anak yang Kita dambakan malah mengecewakan. Kemunduran cara berpikir ini disebabkan oleh kekecewaan yang kemudian trauma di masyarakat. Imbasnya kepada adik-adik yang akan dijadikan bibit baru dibabak selanjutnya.

 

  Jujur saja Masyarakat Kita cenderung mengarahkan pikirannya itu terhadap hal- hal yang tidak diinginkan. Misalnya pernyataan seperti ini "kudut coon pesta eww eme toe manga ata jarin, com asi Kaut pesta hoo gi ta. Dopo Noo kaut gi budaya lonto leok hoo (untuk apa Kita adakan pesta dalam pengumpulan dana, jika anak yang diutus tidak menjalankan amanahnya dengan penuh tanggung jawab. Budaya lonto leok berhenti sampai disini saja).


  Oleh karena adanya lonto leok Kita sangat dibantu. Namun yang menjadi ketakutan adalah kegagalan kegagalan aktor- aktor yang telah diutus. Jawabannya tergantung setiap aktor yang telah diutus. Jika masuk dalam katagori sukses, maka akan membawa aura postif tapi jikalau berbanding terbalik, yang terjadi adalah budaya lonto leok ini tidak akan langgeng. Dan perlu Kita ketahui secara seksama makna sederhana dari lonto loek untuk mengurangi beban keluarga. Jikalau aktornya gagal, yang menanggung rasa malu adalah keluarga besar. Karena malu adalah budaya paling kental bagi kita masyarakat Manggarai. bukankah?

  Sebagai bahan renungan untuk Kita semua, bahwasanya budaya lonto leok semestinya menjadi sebuah motivasi untuk aktor-aktor yang telah diutus agar harapan masyarakat yang terlibat tidak akan pupus.

                       

                     Penulis: Rona Data Molas 😊

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melirik Pembangunan Gapura Desa Urung Dora ,Kecamatan pocoranaka Timur-Matim

Di Colol, Tidak Melulu Soal Kopi Pai't Ada Kata Kido Ema Reak, Yang Bikin Kamu Ketawa Dan Bingung

Mengenal Arti Jodo Toe Ndoro Dalam Adat Manggarai.